Mereka Menahan Lapar… Sementara Kita Masih Bisa Memilih Menu Makan
Bayangin...
π¦π»π§π» Anak kecil seusia adik atau keponakan kita, duduk di antara puing-puing rumahnya yang hancur ποΈ
Perutnya kosong sejak pagi. Tapi bukan karena puasa, karena memang tidak ada yang bisa dimakan π½οΈβ
π©π§ Seorang ibu di Gaza, mengguyur anaknya dengan air hujan yang ditadah di ember tua.
Bukan karena ingin bermain, tapi karena air bersih sudah tak ada π±
Air keran nyaris berhenti, dan kalau pun ada, sudah tercemar.
Air jadi barang mewah di sana—lebih mahal dari apapun π§πΈ
Sementara itu, kita di sini kadang lupa bersyukur π
Kita masih bisa pilih: mau minum dingin atau hangat π§β, makan nasi padang atau mie ayam ππ
Tapi mereka?
Seteguk air bersih dan sesuap roti saja ππ¦
Rasanya seperti hadiah dari langit ππ€οΈ
π Luka Palestina bukan hanya karena perang,
Tapi juga karena kelaparan yang terus menggigit, dan kehausan yang tak tahu kapan akan berhenti π’
π Allah mengajarkan kita untuk peduli:
Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
(QS. Al-Isra: 26)
ποΈ Mereka tidak meminta banyak.
Mereka hanya butuh kita peduli π€
Mungkin bantuan kita tidak bisa menyelesaikan semuanya…
Tapi kalau hari ini, lewat tangan kita β
π satu keluarga bisa makan,
π satu anak bisa minum air bersih…
Maka itu sudah cukup jadi bukti bahwa kita masih punya hati β€οΈ
Mari, kita jadi bagian dari harapan mereka π±
Karena kalau bukan kita, siapa lagi? π€²
Belum ada Fundraiser